Konten Dewasa (18+)

Hello Oktoberrrrrr.....
Kali ini ane mau posting sekumpulan paragraf yang menurut ane kurang bermanfaat untuk kalian semua wkwk. Sebenarnya tulisan ini ane tulis saat ane ulang tahun kemarin, tapi berhubung ane sibuknya minta ampun "Mahasiswi sok sibuk"  jadi ane baru bisa uploadnya sekarang, huhuhu :") Kalo kalian merasa tulisan ane ini buang-buang waktu kalian, ane sarankan mending kalian baca artikel lain di blog ini :)

Selamat membaca^^





Alkisah.... Eaaaa
11 April 1999 pukul 05.00 WITA lahirlah seorang bayi perempuan di Rumah bersalin Siti Khadijah Gorontalo, bayi itu diberi nama Virya An-Nissa Towalu. “Sejak kecil menjadi cahaya bagi orang tuanya, ketika dewasa menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, agama, Negara.” Harapan orang tua.
Bayi yang bernama Virya An-Nissa Towalu itu kini telah tumbuh dewasa. Nisa nama panggilannya. Kini dia sedang melanjutkan studinya di Universitas Negeri Gorontalo jurusan Teknik Informatika. Eh sudah pindah jurusan ding, sekarang jurusan Ilmu Komunikasi. Nisa sekarang sibuk dengan menulis cerpen, membuat film pendek, menulis tulisan ini dan lagi sibuk baper-baperan wkwk <--- Skip bagian ini.  Nisa itu adalah aku.

Tepatnya hari ini delapan belas tahun silam, aku menatap dunia. Untuk pertama kalinya aku mengeluarkan suara tangisan. Pertama kalinya tubuhku disentuh seseorang, setelah sembilan bulan lamanya bersemayam di dalam kandungan. Dan untuk pertama kalinya aku menjadikan Papa dan Mama menjadi orang tua. Lebih tepatnya aku yang pertama dan terakhir.

Ulang tahun.

Iya hari ini aku ulang tahun.

Yang ke-delapan belas.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, aku selalu exicted menunggu hari special ku datang. Hari ini tidak ada yang special. Semuanya datar. Semuanya hampa. Semuanya biasa-biasa saja. Tidak ada orang tua di samping dan pastinya tidak ada dia.

Dia? Dia siapa?

Oke dia. Aku akan bercerita tentang dia.

Aku seorang gadis remaja yang sadar akan adanya cinta. Sejak umur enam belas tahun aku telah mengenal yang namanya cinta. Cinta yang aku rasakan; tak bisa tidur karena mengingatnya, senang hanya karena melihat siluet tubuhnya, khawatir mengetahui dia sakit, bahagia hanya mendengar namanya disebut, geregetan saat dia di sampingku dan tersipu malu saat dia beri perhatian.

Enam belas tahun. Aku mulai jatuh cinta. Cinta pertama. Cinta  yang tak sempat dan tak akan kumiliki. Aku memberanikan diri mencintainya, padahal aku tau, aku dan dia tak bisa dan tak akan bersatu.

Kesakitan yang paling parah ketika aku sedang cinta-cintanya, lalu dia meninggalkanku. Memang kita tidak pernah menjalin hubungan, tidak saling membuat komitmen, tapi setega itukah dia membeberkan kepada semua orang bahwa dia akan mengikat tali suci dengan seseorang sedangkan dia mungkin tau perasaanku. Oke kesimpulannya aku yang terlalu berharap. Persetan dengan yang namanya cinta. 

Semenjak memendam rasa kepadanya aku tidak mengizinkan siapa pun merebut hatiku. Bukan hanya merebut bahkan aku tidak mengizinkan mereka mendekatiku. Aku selalu beralasan telah memiliki seseorang dan aku tidak ingin berselingkuh. Selingkuh? Hahaha aku merasa lucu. 

Begitu setianya aku padahal aku dan dia tidak menjalin hubungan. Aku menikmati hari-hariku hanya dengan mencintainya diam-diam. Tepat akhir tahun 2015 kemarin aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan mengharapkan, merindukan, bahkan mencintai dia lagi.

Hari-hari ku lalui bersama teman-teman, ku nikmati akhir SMAku hanya dengan teman-teman. Aku hanya berfokus pada UN dan masuk universitas. Tak ada waktu lagi mengingatnya atau mengingat teman pria lain. Mereka yang mendekatiku masih mendapatkan jawaban yang sama dengan alasan yang berbeda. Aku hanya ingin benar-benar fokus dulu diujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi.
Usaha tak mengkhianati hasil. Aku lulus SNMPTN Prodi Sistem informasi.

Tapi tepat setahun yang lalu, bulan yang sama, tanggal yang sama aku berani mencintai seseorang lagi. Aku yang terpana dengan caranya berjalan, caranya memperkenalkan diri dan lebih tepatnya terpana pada kameja yang digunakannya saat itu. Entahlah kenapa tiba-tiba aku menyebutnya itu cinta. Padahal kita baru saling kenal, aku hanya tau namanya begitu pun sebaliknya. Namun entah mengapa aku menyebutnya ini cinta. Aku tidak merasa ini suka, kagum atau simpati. Aku rasa ini cinta. Ah cinta turus -_-

Setelah pertemuan perdana itu, aku dan dia  tidak saling berkomunikasi. Kecuali saat dia mengucapkan selamat ulang tahun tepat setahun yang lalu. Ulang tahun yang sangat special menurutku, dia hanya mengucapkan Selamat Ulang Tahun beserta doa dan harapan dan itu membuatku bahagia (sampai loncat-loncat kegirangan). Bagaimana tidak, saat itu adalah ulang tahun yang ke 17 dan dia menjadi orang pertama yang mengucapakan. Dia adalah hadiah Sweet seventeenku.

Namun, kini berbeda. Dia tidak menjadi pertama atau pun yang terakhir. Yass dia tidak mengucapkan apapun, entah dia lupa atau dia tidak tau. Pokoknya sekarang bodo amat hahaaa.

Dan tepat hari ini I’m promise to my self, I’ll foget him, stop missing him, stop loving him.

Oh happy birthday to me. Wish: be Happy, healthy, long life, Allah SWT with me. Make my parent proud of me. Be beautifull girl (hehehe), be a PR officer (?) wkwk  and be your future hahaha.




Gimanaaa? Menurut kalian bermanfaat ga? Wkwk..
Untuk sekarang ini ane sudah tidak ingin menikmati yang namanya cinta lagi. Ane rasa akan ada saatnya ane menikmatinya, ane harap cinta akan ane nikmat bersama kekasih halal ane, kekasih yang sudah diberikan Tuhan untuk menua bersama ane *eeaaa..
Next dari postingan ini ane akan tetap posting puisi, cerpen atau kalimat baper. Tapi ingat yaa. Bukan berarti ane tidak konsisten. Insya Allah ane konsisten.
Bagi kalian yang akhir-akhir ini ane buat baper, ane minta maaf dengan sangat. Ane tidak punya niat mempermainkan kalian, ane hanya mencoba menjadi orang baik yaa dengan cara menanggapi chat kalian semua hehehe.

Terima kasih^^