#NisaPeCiritaMondalengo; SOLO-JOGJA-BEKASI [TAMAT] Rindu yang Mencair


"Bagaimana kau akan tahu pengalamanku, padahal kau tak mengenalku? Bagaimana kita akan tahu bahwa kita punya pengalaman yang sama? INILAH ALASANKU MENULIS."
                                                                                                                            Salam,  Viryanisa_

JOGJA-BEKASI

Waktu tempuh dari Jogja ke Jakarta kira-kira 8 jam. Aku yang berangkat dari Jogja bersama Ika dan Fakhri memilih perjalanan jam 6 sore. Aku tahu aku akan melewati malam kelam di kereta tapi tak mengapa karena ku pikir aku akan bersama mereka berdua, namun sayang saat pesan tiket kereta aku mendapatkan seat yang berbeda jauh dari mereka (dikarenakan perbedaan waktu saat membeli tiket). 

Malam yang dingin ku lewati sendiri, di sampingku seorang bapak yang sedang tertidur pulas dan di depanku sepasang suami istri yang berusaha untuk tidur pula. Aku? Aku menikmati kekosongan isi perut yang dari tadi protes ingin diisi. Tak perlu perhitungan aku pun memesan nasi box dan teh hangat pada petugas, hitungannya lumayan mahal untuk seporsi nasi goreng biasa tapi karena di dalam kereta aku memakluminya.

Selama perjalanan mama dan pacarku (waktu itu punya pacar) terus mengirim pesan whatsapp sampai saat aku ingin terlelap percakapan pun harus berakhir. Tujuan akhirku ke Stasiun Pasar Senen, Jakarta, aku pun sudah meminta sepupu yang kebetulan tinggal di Bekasi untuk menjemputku di stasiun karena kemungkinan aku akan tiba pukul 3 malam dan kedua temanku akan dijemput keluarganya. Namun planningku berubah karena tiba-tiba aku mendengar pemberitahuan bahwa 15 menit lagi akan tiba di Stasiun Bekasi, hal inilah yang membuatku memilih berpisah duluan dari kedua temanku.


Di sini. Aku menunggumu. Sendiri
Stasiun Bekasi, 12 Agustus 2018. Pukul 02.42 WIB

Segera ku telpon sepupu dan dia memintaku untuk menunggu karena dia akan menjemputku sekitaran pukul 5 subuh nanti. Ku hubungi pacarku sekadar memberi tahu kalo aku udah tiba di Bekasi namun sayang dia sedang lembur dan belum bisa kabur dari kerjaannya, tidak apa-apa.  Dari percakapanku dengan si pacar dia terkesan khawatir dan ingin marah pada diri sendiri yang tidak bisa membantu, seakan membiarkan aku sendiri di Stasiun pukul 3 malam. Dia terus mewanti-wanti untuk tetap waspada dan menyuruhku untuk tidak duduk sendirian, seenggaknya bergabung sama penumpang lain yang mungkin akan berangkat atau menunggu jemputan juga.

Berbagai jenis rasa ku rasakan saat itu. Senang. Akhirnya aku akan segera bertemu dengan kekasih hati. Sedih. Tibanya aku di Ibukota berarti semakin dekat dengan hari kepulanganku ke Gorontalo. Cemas. Karena sejak duduk di bangku tunggu penumpang di stasiun, ada seorang pria yang mungkin lebih tua beberapa tahun dariku melihat terus ke arahku dari bangku sebelah. Entah apa yang dipikirkannya, matanya hanya terus menatapku. Takut. Hal yang bikin aku tiba-tiba jadi penakut adalah ketika aku baru menutup mata hendak tidur di bangku penumpang, aku mendengar suara orang yang sedang cenge-ngesan semakin lama semakin jelas suaranya dan apa yang diucapkannya. Ku buka mataku pelan dan melihat ke arah belakang ada seorang pria yang berumur sekitaran 40 tahunan yang cenge-ngesan melihat ke arahku dan terus mengatakan “hai cewek. Haii cewek”.  Sontak ku langsung duduk tegap dan waspada, bapak-bapak itu menurutku seperti ada gangguan jiwa dan benar saja ketika aku masih terus waspada, pria yang duduk di bangku sebelah (yang sedari tadi melihat ke arahku dan sempat buatku berpikiran aneh-aneh) langsung memarahi si bapak itu dan menyuruhnya untuk menjauh dariku. Lega rasanya ketika si bapak itu telah menjauh, walaupun si pria yang tadi masih terus memperhatikanku.

Pukul 04.39 WIB, sepupuku tiba di Stasiun dan aku pun pamit serta berterima kasih ke pria yang sudah membantu tadi.



Saksi pertemuan indah kita
eeeaaaaa wkwkwk

14 Agustus 2018
Selamat Datang Hari Penuh Cinta....

Berdua kita akan nikmati setiap detik kebersamaan.
Bersama. Kita akan buat alam cemburu.

Untuk pria yang telah memberanikanku keluar dari zona nyaman kesendirianku. 
Kamu manusia sederhana yang memaksaku untuk membuka kunci hati. 
Hatiku tak tenang. 
Detak jantung berdegup kencang. 
Keringat enggan keluar karena suasana dingin Kota Bekasi sedang berkuasa.

Kau duduk terdiam di sampingku
Kau mulai menatap wajahku dengan tatapan datar, walau sekali-sekali tersenyum. Senyum kecilmu, ahh membuat hatiku semakin tak tenang setiap malam. 

Aku sudah merekam semuanya dalam ingatan. 
Cara tatapmu. 
Garis wajahmu. 
Senyummu. 
Bahkan sebersit aroma khas tubuhmu tak akan pernah hilang. 
Tersimpan bersemadi di lubuk hati. 
Summercon Bekasi jadi saksi atas rindu yang mencair karena satu pertemuan terindah.


Hey kamu yang di sampingku. 
Kau ilusi atau realiti?

🧒 Nu, beri aku kenang-kenangan.


Gimana kenang-kenangannya, Lang? Masih kamu simpan kan? Hanya dalam ingatan pun tidak masalah :)

Love,
Nunu