Perihal Tulisanku




Mungkin pernah terlintas di benakmu saat kau membaca tulisanku (di facebook, WA story, blog, instagram dll), yang hampir semuanya tentang kegalauan akan perpisahan. Dan mungkin pernah kau merasa bahwa kaulah orang yang ku maksud.

Ku akui hampir semua tulisanku masih tentangmu, tentang kita yang dulu.
Ku akui setelah perpisahan kita, aku masih terbiasa oleh hal-hal kecil yang sering kita lakukan berdua.

Tapi bukan berarti aku tidak bahagia, hancur, terluka, sakit, parah. Gagal move on. SAMA SEKALI TIDAK.

Tenang,
Aku baik-baik saja.

Aku yang meminta perpisahan kita (walau tanpa persetujuanmu), jadi aku harus bisa menerima segala resikonya.

Aku masih terbiasa; menyimpan semuanya dalam hati dan memuntahkan semua kata-kata pada bait puisi. Kau masih jadi inspirasi terbaik untukku menulis, Lang dan aku yakin kau paham betul soal itu.

Aku masih ingat dengan kalimat pamungkasmu "Jangan berhenti menulis, tulis apa yang ingin kamu tulis.  Aku siap diselingkuhi, asalkan kau selingkuh dengan karyamu." atau pernah dengan bilang "Jangan minder. Minder ga bakal maju." Ah My Tweny-one seandainya kau tahu, api semangatku selalu bergelora ketika mendengar kau mengucapkan kalimat itu.

Hey pria, mengenangmu dan menuliskan segala tentangmu masih jadi kegemaranku.

Gorontalo, satu hari di duaribu sembilan belas 🤫