[KAKAK, TEMAN DISKUSI, KEKASIH HATI]


From mohamed-nohassi-unsplash


        Disaat aku menangis, kamu yang menguatkanku. Dengan tegasnya kamu meyakinkanku bahwa aku bisa lebih dari yang aku pikirkan. Aku akan terus berkembang kalo aku ingin berkembang. Aku akan terus maju kalo aku berjuang.

Disaat orang lain meremehkan kemampuanku, kamu yang dengan semangatnya membangkitkanku.

Kritikanmu selalu membawaku menuju perubahan. Ketegasanmu demi karyaku tak pernah sia-sia. Kepedulianmu pada diriku tak akan pernah aku lupakan.


Di akhir karyaku (saat itu), kamu dengan senangnya membangga-banggakan ke banyak orang hasil karyaku. Tapi sayangnya, dari semua hal-hal positif yang kamu berikan, ternyata kamu menyelipkan sebuah luka yang amat dalam, hingga aku harus tertatih-tatih menjalani hari. Aku harus menjadi apa yang aku inginkan, sama seperti yang kamu harapkan, walau pada kenyataannya aku harus melakukannya tanpa ada dorongan dari dirimu lagi, bahkan harus membawa luka yang kamu berikan, dulu.


Aku bukannya tak bisa lupakanmu, hanya saja aku belum terbiasa. Ku coba mencari sosokmu pada orang lain, tapi tak ku temukan. Ternyata fisik yang sama tak berarti sifat dan perilaku yang sama:)


Beberapa hari lalu, kamu mengomentari salah satu postinganku, kamu menanyakan kabar serta aktivitasku, daaan surpriseeee.... Kaget kan? Semua yang kamu inginkan telah aku lakukan.


Hal yang aku dan kamu harapkan pelan-pelan telah ku capai. Novelku telah kuterbitkan. Karyaku telah ku publikasikan. Aku sudah sering tampil di berbagai panggung. Aktivitas dan lingkunganku sudah seperti yang pernah kita diskusikan. Aku sudah berdamai dengan diriku, tak ada lagi malu dan kurang percaya diri.


Lantas, tak bisakah kamu kembali dalam genggamanku lagi? Tak bisakah kamu menjadi my  support system lagi? 


Tidak bisa.

Iya tentu tidak bisa.

Aku cukup tahu diri.


Ohiya maaf, aku telah melanggar perjanjian. Aku pernah menaruh rasa pada beberapa orang setelah kamu. Dan ternyata kamu benar, pria yang benar-benar mencintai kita adalah pria yang berani mendatangi ayah dari wanita yang dicintainya. Tidak hanya sekadar didatangi, tapi meminta izin untuk mengambil alih dan bertanggung jawab secara penuh untuk kehidupan wanita dari ayahnya. Sama seperti kamu, mereka tak benar-benar mencintaiku.


Oke.

Kamu sedikit berbeda.

Kamu sempat mengantar-jemput di depan rumah.

hehe


-Nov 2020